Bareksa.com - Memasuki tahun 2024, berikut sejumlah rekomendasi produk reksadana dari Tim Analis Bareksa yang bisa menjadi pertimbangan bagi investor, sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan masing-masing:
Reksadana saham dan reksadana obligasi pemerintah dapat menjadi pendorong (booster) utama imbal hasil untuk portofolio investasi di tahun Pemilu 2024. Sebagai penyeimbang, reksadana obligasi korporasi dan reksadana pasar uang dapat tetap digunakan sebagai diversifikasi yang lebih stabil.
Sepanjang periode 1 Januari - 28 Desember 2023, pasar saham yang tercermin dari IHSG telah menguat 6,62% ke level tertinggi 2023 di 7.303, didukung masuknya aliran dana asing Rp6,54 triliun di pasar reguler untuk periode yang sama. Sementara, imbal hasil (yield) acuan Obligasi Pemerintah kembali ke level 6,48% pada 28 Desember 2023 dari level tertinggi tahun 2023 di 7,26%. Hingga 20 Desember 2023, investor asing mencatat beli bersih di pasar SBN Rp81,4 triliun.
Reksadana Saham & Indeks | Dana Kelolaan | Imbal Hasil | |
1 Januari-28 Desember 2023 | 1 Bulan (28 Nov-28 Dec 2023) | ||
Rp267 miliar | 13,26% | 2,80% | |
Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A | Rp317 miliar | 6,67% | 1,45% |
Rp555 miliar | 7,14% | 4,76% | |
Rp163 miliar | 5,88% | 2,43% | |
Rp864 miliar | 11,41% | 2,72% | |
Reksadana Obligasi Negara | Dana Kelolaan | Imbal Hasil | |
1 Januari-28 Desember 2023 | 1 Bulan | ||
Bahana Mes Syariah Fund Kelas G | Rp235 miliar | 4,78% | 0,69% |
Rp682 miliar | 5,20% | 1,04% | |
Rp276 miliar | 6,16% | 0,63% | |
Rp115 miliar | 6,61% | 1,54% | |
Rp2,7 triliun | 6,48% | 1,26% |
Reksadana Obligasi Korporasi | Dana Kelolaan | Imbal Hasil | |
1 Januari-28 Desember 2023 | 1 Bulan | ||
Rp525 miliar | 7,64% | 0,55% | |
Rp1,59 triliun | 6,61% | 0,48% | |
Rp2 triliun | 4,29% | 0,55% | |
Rp3,2 triliun | 6,98% | 0,47% | |
Reksadana Pasar Uang | Dana Kelolaan | Imbal Hasil | |
1 Januari-28 Desember 2023 | 1 Bulan | ||
Rp697 miliar | 5,37% | 0,50% | |
Mega Dana Kas | Rp360 miliar | 4,86% | 0,46% |
Rp454 miliar | 5,02% | 0,50% | |
Setiabudi Dana Pasar Uang | Rp707 miliar | 4,71% | 0,43% |
Sumber: Tim Analis Bareksa
Risiko global yang mereda jelang akhir 2023, serta potensi pemangkasan tingkat suku bunga acuan AS mulai Maret 2024 telah mendorong optimisme investor untuk kembali berinvestasi di instrumen yang lebih berisiko dan fluktuatif untuk mendapatkan imbal hasil optimal.
Optimisme tersebut diperkirakan masih akan berlanjut di 2024. Sebab, jika suku bunga turun, maka akan berdampak positif pada rencana ekspansi perusahaan publik (emiten) dan mendorong kenaikan harga saham. Penurunan suku bunga acuan juga umumnya berbanding lurus dengan penguatan di pasar obligasi, terutama SBN.
Selain itu, jika Pemilu di Indonesia pada 2024 berjalan aman dan stabil juga akan meningkatkan aliran dana asing kembali masuk ke pasar modal Indonesia dalam jumlah yang diperkirakan lebih masif.
Strateginya, investor bisa mulai akumulasi investasi di reksadana saham maupun indeks jika IHSG mengalami pullback (penurunan sementara) di bawah level 7.150. Lalu investasi bertahap di reksadana obligasi negara, jika yield acuan SBN berada di atas level 6,7%.
Selain itu, investor bisa tetap berinvestasi di reksadana obligasi korporasi dan pasar uang dalam kondisi pasar apapun. Sebab dua jenis instrumen ini umumnya memiliki pergerakan lebih stabil dan sebagai penyeimbang portofolio investasi.
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana